Artikel
Bisa Serap Karbon, Kini Plastik Ancaman atau Solusi Selamatkan Iklim?
LAZGIS Peduli
10 September 2025
Bisa Serap Karbon, Kini Plastik Ancaman atau Solusi Selamatkan Iklim?

Indonesia setiap tahunnya menghasilkan sekitar 42 juta ton sampah, dengan 7,8 juta ton di antaranya berupa plastik. Ironisnya, hanya 10% plastik yang berhasil didaur ulang, sementara sisanya mencemari tanah, sungai, hingga laut. Di sisi lain, dunia juga dihadapkan pada masalah emisi karbon dioksida (CO₂) yang menjadi penyebab utama pemanasan global dan perubahan iklim.

Kabar baiknya, kini tersedia berbagai solusi yang bisa berjalan beriringan: mulai dari daur ulang plastik PET yang ada di sekitar kita, hingga inovasi terbaru bernama BAETA, material revolusioner yang mampu menyerap CO₂ dengan efisiensi tinggi.


Apa Itu Plastik PET?

Polyethylene Terephthalate (PET) adalah jenis plastik yang paling banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Botol air mineral, botol soda, hingga wadah makanan sekali pakai umumnya berbahan PET. Keunggulannya antara lain:

  • Ringan dan kuat.
  • Transparan dan higienis.
  • Tidak mengandung BPA, sehingga relatif aman bagi kesehatan.

Namun, PET memiliki sisi gelap: butuh 450–1.000 tahun untuk terurai secara alami. Selama masa itu, ia bisa berubah menjadi mikroplastik yang masuk ke rantai makanan, bahkan ke tubuh manusia.


Dampak PET Terhadap Lingkungan dan Iklim

  1. Pencemaran Tanah & Laut = PET yang terbuang sembarangan mencemari ekosistem, membahayakan hewan laut, dan menurunkan kualitas tanah.
  2. Emisi Karbon dari Produksi = Pembuatan PET baru (virgin PET) menghasilkan sekitar 2,5 kg CO₂ per 1 kg plastik.
  3. Ancaman Kesehatan = Jika dibakar, PET melepaskan zat berbahaya seperti dioksin yang bersifat karsinogenik.

Solusi dari PET: Dari Daur Ulang Hingga Energi Bersih

Untungnya, PET adalah salah satu plastik yang paling mudah didaur ulang.

  • r-PET (Recycled PET)
    PET yang didaur ulang hanya menghasilkan sekitar 0,45 kg CO₂ per 1 kg plastik, jauh lebih rendah dibanding virgin PET.
  • Ekonomi Sirkular & Bank Sampah
    Inisiatif seperti bank sampah di berbagai daerah membantu masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi sekaligus menjaga lingkungan.
  • Ecobricks
    Botol PET diisi dengan sampah anorganik lain hingga padat, lalu dijadikan bahan bangunan seperti kursi, dinding taman, hingga furnitur ramah lingkungan.
  • Fotoreforming Teknologi Masa Depan
    Inovasi terkini memperlihatkan bahwa PET bisa diubah menjadi hidrogen (H₂) dan senyawa organik bernilai tinggi hanya dengan bantuan sinar matahari. Ini membuka peluang energi bersih dari limbah plastik.

BAETA: Material Penangkap Karbon yang Revolusioner

Selain masalah plastik, ancaman terbesar iklim adalah emisi CO₂. Di sinilah BAETA hadir sebagai terobosan.

BAETA adalah material baru dengan struktur nano berpori yang dapat menyerap karbon dioksida secara efisien. Dibanding metode penyerapan karbon konvensional, BAETA dinilai lebih:

  • Efektif = daya serap lebih tinggi dan stabil.
  • Ekonomis = potensi biaya lebih rendah untuk implementasi industri.
  • Ramah Lingkungan = dapat digunakan berulang kali tanpa menghasilkan limbah tambahan.

Bagaimana PET dan BAETA Bisa Saling Melengkapi?

  1. Mengatasi Limbah & Emisi Sekaligus
    • PET menyelesaikan masalah limbah padat plastik.
    • BAETA menyelesaikan masalah emisi gas rumah kaca.
  2. Industri Plastik Lebih Hijau
    Pabrik plastik dapat memasang BAETA untuk menangkap CO₂ di cerobong asap. Sementara itu, produk PET-nya bisa masuk ke siklus daur ulang.
  3. Menuju Ekonomi Hijau
    • PET memperkuat ekonomi sirkular (limbah kembali jadi bahan baku).
    • BAETA mendorong tercapainya ekonomi karbon negatif, yaitu bukan sekadar net-zero, melainkan menyerap lebih banyak karbon daripada yang dihasilkan.

Masa Depan: Kolaborasi Aksi Lokal dan Inovasi Global

Bayangkan sebuah masa depan di mana:

  • Botol PET bekas tidak lagi menumpuk di TPA atau laut, melainkan berubah menjadi furnitur, material bangunan, hingga sumber energi bersih.
  • Industri plastik yang biasanya jadi penyumbang polusi, kini justru berkontribusi pada iklim dengan BAETA yang menyerap emisi CO₂.
  • Komunitas lokal aktif memilah dan mendaur ulang, sementara inovasi ilmiah global menghadirkan teknologi penyelamat bumi.

Inilah masa depan hijau yang bisa kita capai: menyelamatkan bumi dari dua sisi sekaligus limbah plastik dan emisi karbon.


Perjuangan melawan krisis iklim tidak cukup dengan satu solusi. Kita membutuhkan aksi kolektif dari rumah tangga, komunitas, industri, hingga teknologi mutakhir. Plastik PET memberikan peluang besar untuk daur ulang dan ekonomi sirkular, sementara BAETA membuka jalan baru untuk mengurangi emisi karbon secara signifikan.

Dengan menggabungkan keduanya, kita tidak hanya menjaga lingkungan dari sampah plastik, tetapi juga mengamankan atmosfer dari ancaman gas rumah kaca.

👉 Saatnya bertindak bersama! Melalui Program Bank Sampah GIS Peduli, setiap botol plastik tak terpakai yang Anda serahkan akan diolah menjadi bibit pohon untuk penghijauan dan paket sembako bagi saudara-saudara dhuafa. Dengan langkah kecil ini, Anda bukan hanya mengurangi sampah, tetapi juga menghadirkan manfaat nyata bagi sesama dan bumi.

Bagikan artikel ini
Artikel Terkait