Depok, 30 Juli
2025 – Hari ini, Bapak Amiruddin menerima bantuan modal
usaha untuk mendukung kegiatan berdagang sayuran yang ia jalani setiap hari.
Bantuan ini menjadi semangat baru bagi beliau, yang selama ini berjualan secara
sederhana di depan rumah kontrakan, demi mencukupi kebutuhan hidup ketiga
anaknya.
Sudah empat
tahun Pak Amiruddin menjalani usaha berjualan sayur dari rumah. Namun, di
tengah keterbatasan modal, usahanya belum bisa berkembang seperti yang ia
harapkan. Beberapa permintaan pelanggan kerap tak bisa ia penuhi karena stok
terbatas, dan penghasilannya pun masih pas-pasan untuk kebutuhan sehari-hari
bersama ketiga anaknya. Ia pun mengajukan bantuan modal dengan harapan bisa
meningkatkan omset dagangannya bukan hanya untuk mencukupi kebutuhan dapur
warga, tapi juga demi memiliki tempat tinggal yang lebih layak bagi
keluarganya.
Sahabat, Pak
Amir adalah seorang ayah dari tiga anak. Bersama sang istri, ia berjuang keras
membesarkan dan menghidupi keluarga mereka di tengah keterbatasan. Meski
penghasilan dari berjualan sayur tidak menentu dan harga kebutuhan terus naik,
mereka tetap saling menguatkan dan berbagi peran dalam mengurus anak-anak.
Pak Amir
mempunyai tiga orang anak salahsatunya Sekolah menengah Atas. Mereka tumbuh
dalam kesederhanaan, tapi penuh kasih sayang dari kedua orang tuanya. Salah
satu anak laki-lakinya bahkan sering ikut membantu berjualan di depan rumah. Ia
menata sayuran, menyambut pembeli, dan sesekali membantu mencatat pesanan
tetangga yang datang. Alhamdulilah ia sudah memahami arti perjuangan dan kerja
keras ayahnya.
Setiap hari,
selepas berjualan di depan rumah, Pak Amir bergantian dengan sang istri untuk
mengurus anak salah satunya yang berkebutuhan khusus. Meski lelah setelah
seharian melayani tetangga yang datang membeli sayur, ia tetap menjadi sosok
ayah yang hadir sepenuh hati untuk keluarganya.
Selama ini, Pak
Amir hanya mampu menjual beberapa jenis sayuran seperti kangkung, bayam, tomat,
dan bawang. Semua itu ia beli dari Pasar Induk Kramat Jati dengan modal
seadanya yang dikumpulkannya sedikit demi sedikit dari hasil dagang hari
sebelumnya. Karena keterbatasan modal, dagangannya sering habis sebelum siang
bukan karena laris, tapi karena memang tak banyak yang bisa ia jual.
Itulah mengapa
Pak Amir berharap bantuan modal usaha ini bisa menjadi awal dari perubahan. Ia
ingin bisa menambah variasi sayuran yang dijual, membeli stok lebih banyak agar
bisa melayani lebih banyak pelanggan, dan perlahan meningkatkan omzet harian.
Bukan untuk hidup mewah, tapi cukup agar kebutuhan keluarganya terpenuhi dan
anak-anaknya bisa terus sekolah tanpa harus ikut memikirkan beban orang tua.
Kondisi Pak
Amir akhirnya sampai ke telinga tim GIS Peduli. Cerita tentang seorang ayah
yang tetap gigih berdagang sayur dari rumah demi menghidupi istri dan ketiga
anaknya ini begitu menyentuh hati. Tanpa menunggu lama, tim GIS Peduli langsung
menghubungi beliau dan berkunjung ke rumahnya di Depok untuk melihat langsung
kondisi usahanya.
Dari obrolan
hangat di teras rumah, kami menyaksikan bagaimana semangat Pak Amir terpancar
jelas dari tutur katanya. Ia tidak meminta belas kasihan yang ia harapkan
hanyalah sedikit tambahan modal agar usahanya bisa berkembang, agar keluarganya
bisa bertahan dan perlahan bangkit menuju kehidupan yang lebih baik.
Sahabat,
perjuangan Pak Amir adalah gambaran nyata betapa kuatnya cinta seorang ayah.
Meski hidup dalam kesederhanaan dan keterbatasan, ia tak pernah menyerah. Ia
hanya butuh satu hal kesempatan.
Melalui zakat,
infaq, dan sedekah yang Sahabat titipkan, GIS Peduli bisa menjangkau lebih
banyak pejuang tangguh seperti Pak Amir. Kita bisa bantu lebih banyak keluarga
untuk bangkit, lebih banyak anak untuk sekolah, dan lebih banyak harapan untuk
tumbuh.
Mari
bersama-sama menjadi bagian dari kebaikan ini. Satu donasi dari Sahabat bisa
membuka pintu rezeki bagi keluarga yang tengah berjuang.