Mengapa Ketahanan Pangan itu Penting?
Ketahanan
pangan adalah kemampuan suatu negara atau masyarakat dalam menjamin
ketersediaan pangan cukup, aman, bergizi, terjangkau, dan berkelanjutan bagi
seluruh masyarakat. Di tengah tantangan seperti perubahan iklim, fluktuasi
harga pangan global, dan tekanan demografi, Indonesia perlu memperkuat sistem
ketahanan pangannya. Zakat sebagai instrumen agama memiliki potensi besar untuk
berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Ketahanan
pangan bukan lagi sekadar proyek pembangunan fisik atau penyediaan bantuan
pangan. Hari ini, tantangan pangan menuntut pendekatan lebih holistik:
membangun ekosistem yang menghubungkan produksi, pengolahan, distribusi, dan
konsumsi pangan secara berkelanjutan.
Zakat: Konsep dan Fungsi Sosial Ekonomi
Secara
mendasar, zakat adalah kewajiban harta bagi umat Islam yang mampu. Zakat
berfungsi sebagai:
Salah
satu fungsi paling strategis adalah mendukung keberlangsungan dan perbaikan
sistem pangan mikro.
Skala Tantangan Ketahanan Pangan di Indonesia
Menurut
data Badan Pangan Nasional (Bapanas), sekitar 7–8% rumah tangga Indonesia
menghadapi kerawanan pangan berat. Pandemi COVID-19 memperparah kondisi ini,
membuat jutaan keluarga bergantung pada bantuan sosial. Masalah ini pun
diperburuk oleh ketergantungan impor pangan, terutama beras, jagung,
kedelai, dan bawang. Meningkatkan produksi lokal menjadi fokus utama.
Skema Zakat untuk Mendukung Petani dan Pangan Lokal
Lembaga
zakat seperti GIS Peduli memiliki beberapa model intervensi dalam sektor
pangan:
Manfaat Berlapis dari Zakat untuk Pangan
Zakat
dalam mendukung ketahanan pangan memberikan manfaat ganda:
Zakat sebagai Kunci Ketahanan Pangan
Zakat
bukan sekadar kewajiban religius, tapi juga instrumen strategis dalam
mengatasi kerawanan pangan–ketahanan pangan–ketahanan nasional. Dengan
model pemberdayaan berbasis zakat, GIS Peduli bersama masyarakat dapat
meningkatkan produksi lokal, membeli bahan pangan berkualitas, dan menciptakan
sistem distribusi yang adil dan berkelanjutan.
Melalui
ini, ketahanan pangan tidak lagi menjadi slogan kosong, melainkan gerakan nyata
yang mengakar di tengah masyarakat. Dari desa, ekosistem pangan halal dan
berkelanjutan ini menjadi tonggak kemandirian bangsa dan bentuk tanggung jawab
kolektif menjaga keberkahan bumi dan masa depan generasi mendatang.
Mari
bersama jaga Indonesia, dari ladang hingga meja makan. Ketika zakat
teroptimalkan, ketahanan pangan pun kian kokoh. Bagikan artikel ini agar lebih
banyak orang memahami dan ikut berkontribusi!
Sumber: Sigit
Eko