Setengah abad bukan waktu yang singkat. Selama 50 tahun,
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) telah menjadi garda terdepan dalam mengurai
benang kusut permasalahan sosial di negeri ini. Di Kota Bekasi, peringatan HUT
ke-50 PSM menjadi pengingat bahwa kerja-kerja sosial tidak bisa berjalan
sendiri. Ia membutuhkan sinergi. Ia menuntut kolaborasi dari banyak
pihak—pemerintah, masyarakat, dan lembaga filantropi seperti LAZ.
Acara Apel Akbar PSM Kota Bekasi menjadi titik temu
semua kekuatan itu. Di sinilah, GIS Peduli bersama LAZ se-Kota Bekasi
menegaskan peran strategis zakat dalam memperkuat sistem kesejahteraan sosial.
Kolaborasi ini bukan hanya bentuk partisipasi, tapi kontribusi aktif dalam
menjawab tantangan nyata masyarakat: pendidikan yang belum merata, ekonomi
keluarga yang rapuh, hingga kebutuhan dasar kelompok rentan yang masih sering
terabaikan.
Bersama untuk Masyarakat Berdaya
Melalui penyaluran beasiswa pendidikan dan program Gema
Care UMKM, LAZ GIS Peduli menghadirkan bukti bahwa zakat bisa menjadi lebih
dari sekadar bantuan. Ia bisa menjadi jalan untuk meraih kemandirian.
Beasiswa pendidikan yang diberikan kepada pelajar dari
keluarga prasejahtera adalah bentuk nyata investasi jangka panjang. Bukan hanya
membantu mereka bertahan di sekolah, tetapi juga membentuk generasi penerus
yang mampu membangun masa depan lebih baik. Dalam semangat yang sama, Gema Care
UMKM mendampingi pelaku usaha kecil agar bisa bangkit, beradaptasi, dan tumbuh
di tengah tantangan ekonomi.
Dalam rangkaian acara tersebut, juga dilakukan
penyerahan sejumlah bantuan sosial dari berbagai lembaga zakat sebagai wujud
nyata keberpihakan terhadap masyarakat. Di antaranya adalah program beasiswa
pendidikan dari GIS Peduli sebesar Rp16.900.000 yang diserahkan kepada
siswa-siswa dari keluarga kurang mampu, sebagai upaya mendukung mereka
melanjutkan pendidikan. Selain itu, LAZ Gema Indonesia Sejahtera turut
menyalurkan bantuan pengembangan UMKM berupa modal usaha sebesar Rp5.000.000
untuk usaha bebek goreng milik Ibu Suhamah, serta Rp4.800.000 untuk usaha jamu
tradisional yang dikelola oleh Ibu Sri. Tidak hanya bantuan langsung, kegiatan
ini juga memberikan penghargaan kepada pemenang Lomba UMKM PSM sebagai bentuk
apresiasi terhadap pelaku wirausaha sosial yang telah berkontribusi nyata di
masyarakat. LAZ UCare Indonesia pun tak ketinggalan, ikut berpartisipasi dalam
pemberian beasiswa pendidikan dan dukungan modal usaha bagi para pelaku UMKM
binaan mereka. Semua bantuan ini adalah bukti bahwa kolaborasi lintas lembaga
mampu mendorong roda ekonomi dan pendidikan masyarakat secara lebih luas dan
merata.
Dukungan Pemerintah Kota dan Jaringan Nasional
Tak hanya di Kota Bekasi, peringatan emas 50 tahun PSM
juga berlangsung secara nasional. Diikuti lebih dari seribu PSM dari seluruh
Indonesia, kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian Sosial RI.
Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, menyampaikan bahwa PSM bukan sekadar
relawan. Mereka adalah pilar utama kebangkitan masyarakat.
“PSM bekerja tanpa pamrih, tanpa gaji, namun punya
pengaruh besar dalam menggerakkan masyarakat agar mandiri dan menjadi pelaku
perubahan,” ujar Wamensos.
Komitmen itu juga tercermin di Kota Bekasi, di mana
Pemkot secara resmi menandatangani MoU bersama LAZ se-Kota Bekasi sebagai
langkah strategis memperkuat kolaborasi dalam pengelolaan zakat, infak, dan
sedekah untuk mendukung program-program pemerintah.
Aksi Nyata: Dari Pendidikan hingga Disabilitas
Peringatan HUT PSM bukan sekadar acara seremoni. Ia
diisi dengan berbagai aksi nyata yang menjangkau kelompok paling rentan di
masyarakat. Mulai dari kerja bakti irigasi, sunatan massal, donor darah, hingga
pemberian kaki palsu, kacamata lansia, dan pemeriksaan kesehatan ibu-anak.
Semua kegiatan ini menunjukkan bahwa kerja sosial adalah kerja bersama, lintas
batas dan sekat.
Salah satu yang menginspirasi adalah pemberdayaan
kelompok disabilitas yang dibina langsung oleh PSM dan Dinas Sosial. Banyak di
antara mereka yang dulunya penerima bantuan PKH, kini telah “graduasi” dan
menjadi pelaku usaha mandiri setelah mendapatkan pelatihan keterampilan. Ini
membuktikan bahwa pemberdayaan adalah proses. Dibutuhkan kesabaran,
pendampingan, dan tentu saja dukungan dari berbagai pihak. Dan zakat, yang
sahabat salurkan melalui GIS Peduli, menjadi salah satu bahan bakar utamanya.
Zakat yang Menguatkan, Kolaborasi yang Menyatu
Dalam semangat peringatan 50 tahun ini, satu hal menjadi
semakin jelas: kesejahteraan sosial tidak akan terwujud tanpa kolaborasi.
Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. PSM tak bisa bekerja sendirian. Maka di
sinilah peran lembaga zakat menjadi sangat penting.
Zakat yang sahabat titipkan bukan hanya untuk dibagikan,
tapi untuk menguatkan. Ia menjadi beasiswa, modal usaha, akses layanan
kesehatan, dan harapan baru bagi mereka yang hampir putus asa. Dan ketika zakat
dikelola dengan amanah dan disinergikan dengan program pemerintah, hasilnya
jauh lebih besar daripada jumlahnya.
Mari Terus Bergerak Bersama
Sahabat, 50 tahun pengabdian PSM menjadi pengingat bahwa
perubahan tidak terjadi dalam sehari. Ia dibangun dari kolaborasi, kesabaran,
dan keberpihakan yang tulus pada mereka yang paling membutuhkan. Dan sahabat,
melalui zakat yang ditunaikan lewat GIS Peduli, telah menjadi bagian dari
perjuangan itu.
Mari terus bergerak bersama. Karena zakat bukan hanya
tentang berbagi, tapi juga tentang memberdayakan dan mewujudkan masyarakat yang
mandiri dan sejahtera.
📍
Kantor GIS Peduli:
Jl. Caman Raya No.65, RT.003/RW.003, Jatibening, Kec.
Pd. Gede, Kota Bks, Jawa Barat 17412